Pages

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLEPTOMANIA



 









Faktor-Faktor Penyebab Kleptomania

Hingga kini penyebab kleptomania belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa penelitian menunjukkan kleptomania mungkin terkait dengan salah satu  hormon  otak  yaitu  pada  serotonin.  Hormon  serotonin  ini  membantumengatur  suasana  hati  dan  emosi.  Ada  juga  beberapa  bukti  menyebutkan bahwa  kleptomania  bisa  berhubungan  dengan  gangguan  kecanduan,  atau gangguan  obsesif-kompulsif.  Adapula  faktor-faktor  resiko  yang  dapat meningkatkan  prilaku  kleptomania  yaitu  stres  yang  berlebihan,  mengalami cedera  otak  di  kepala,  memiliki  saudara  kandung  yang  kleptomania, gangguan  mood,  kecanduan  dan  gangguan  obsesif-kompulsif
Pada dasarnya penderita kleptomania itu tidak mampu mengendalikan dorongan-dorongan  untuk  mencuri  dan  tidak  bisa  mengontrolnya.  Oleh karena  itu,  si  penderita  mencuri  tidak  didahului  oleh  suatu  rencana,  namun bersifat  refleks  dan  produk  dari  keadaan  yang  tiba-tiba  mendesak  dirinya untuk  mencuri.  Dan  dalam  dirinya  terdapat  dorongan  yang  kuat  untuk melakukan  pencurian  yang  tidak  mampu  dilawannya.  Bahkan  benda  yang dicurinya itu tidak berharga, pencurian itu dilakukan karena desakan secara kejiwaan yang tidak mampu di kendalikan dan ini merupakan gangguan jiwa neurosis obsesi-kompulsi (Al-Isawi, 2005:121). Kleptomania  merupakan  suatu  gejala  neurosis  obsesif-kompulsif, Adapun faktor penyebab neurosis obsesif-kompulsif ini dapat terjadi karena: 
a.     Ada  trauma  mental  dan  trauma  emosional  yaitu  orang  mengadakan represi/penekanan pengalaman lama itu kedalam ketidaksadaran.
b.     Ada  konflik  yang  kronis  antara  nafsu  keinginan  berbuat  melawan perasaan-perasaan ketakutan untuk melakukan perbuatan yang sama.
c.       Ada kebiasaan-kebiasaan tertentu dan ide fixed yang keliru.
d.     Perbuatan  kompulsif  tersebut  merupakan  substitut/pengganti  dari keinginan-keinginan yang di tekan (Kartono, 2000: 113).
Penderita gangguan kepribadian obsesif-kompulsif  juga ditandai oleh adanya  fiksasi  untuk  mengerjakan  segala  sesuatunya  dengan  setepat-tepatnya.  Preokupasi  dengan  detail  ini  membuat  mereka  tidak  dapat menyelesaikan  banyak  hal.  Adapun  kriteria  gangguan-gangguan  obsesif-kompulsif meliputi:
a.     Pola pervasive dari preokupasi  dengan keteraturan, perfeksionisme, dan ontrol  mental  dan  interpersonal  dengan  mengorbankan  fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi yang berawal pada masa dewasa awal.
b.     Terpreokupasi  dengan  detail,  peraturan,  aturan,  daftar,  organisasi, atau jadwal sampai ke tingkat kehilangan poin pokok aktivitasnya.
c.       Perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas.
d.     Menyerahkan  diri  pada  pekerjaan  dan  produktifitas  sampai  ke tingkat eksesif sehingga melupakan kegiatan hiburan dan pertemanan.
e.     Terlalu  teliti,  cermat  dan  tidak  fleksibel  tentang  masalah-masalah  yang terkait dengan moralitas, etika atau nilai-nilai.
f.       Tidak  mampu  mengabaikan  benda-benda  yang  tidak  penting  meskipun benda-benda itu sama sekali tidak memiliki nilai sentimental.
g.     Tidak  mau  mendelegasikan  tugas  atau  bekerja  sama  orang  lain  kecuali jika mereka mau mengikuti cara kerjanya.Mengadopsi  sifat  kikir  baik  pada  dirinya  sendiri  maupun  orang  lain, karena takut tidak memiliki simpanan bila terjadi dimasa datang.
h.      Rigid dan keras kepala (Durand, 2006:219). 
Sedangkan menurut Nevid ( 2005: 15), gangguan kepribadian obsesif-kompulsif  yaitu  sebuah  gangguan  kepribadian  yang  ditandai  oleh  cara
berhubungan  dengan  orang  lain  yang  kaku,  kecenderungan  perfeksionis, kurangnya  spontanitas,  dan  perhatian  yang  berlebihan  akan  detail.  Ciri-ciri kepribadian  obsesif-kompulsif  (obsessive-compulsive  personality  disorder) meliputi  derajat  keteraturan  yang  berlebihan,  kesempurnaan,  kekakuan, kesulitan  melakukan  coping  dengan  ketidak  pastian,  kesulitan mengekspresikan perasaan, dan mendetail dalam kebiasaan kerja. Siapa saja orang yang mengidap kleptomania adalah orang yang tidak bisa mengontrol dirinya untuk menahan keinginan mengambil sesuatu milik orang  (melakukan  pencurian).  Tidak  ada  batasan  umur  atau  jabatan  atau orang itu kaya dan miskin, wanita atau pria, anak atau dewasa. Kleptomania bisa  terjadi  kepada  siapa  saja  dan  dimanapun  berada
Ada  beberapa  hal  yang  bisa  kita  ketahui  mengenai  pengidap
kleptomani seperti:
a.                               Mereka  mempunyai  perasaan  yang  sangat  ingin  memiliki  barang  tanpa diketahui  harga  barang  itu,  karena  tidak  peduli  dengan  harga  maka kadang  mereka  melakukannya  bukan  karena  tidak  bisa  membeli  tetapi karena tertarik saja.
b.                               Bila  melihat  sesuatu  barang  yang  ingin  dimilikinya  atau  sedang diincarnya  kelihatan  akan  berkeringat  dan  tidak  bias  konsentrasi  bila diajak bicara, matanya jelalatan mengawasi barang yang diincarnya.
c.                                Mereka  akan  merasa  lega  dan  bahagia  bila  keinginannya  berhasil,  dan timbul perasaan untuk mengulanginya kembali (ketagihan).
d.                               Bagi  mereka  mencuri  adalah  bukan  karena  dendam  atau  cemburu  atau marah  terhadap  yang  punya  barang  dan  juga  bukan  khayalan  atau halusinasi tetapi karena refleksi otak yang tidak terkendali.
e.                               Mencuri untuk pengidap kleptomania adalah tidak lain karena gangguan prilaku atau gangguan kejiwaan antisosial.
f.                                 Mencuri  bagi  mereka  adalah  seperti  halnya  mereka  sedang  jatuh  cinta, keinginan  untuk  memiliki  dan  mendekatinya  semakin  menggebu  bila melihatnya  sehingga  segala  cara  terus  dipikirkan  (http;//itaoktafiana.
blog.esaunggul.ac.id/2012/06/07/prilaku-menyimpang-seorang-kleptomnia.html).

dzunimahilmi

Assalamualaikum Saya Dzunimah Ilmi, biasa dipanggil ILMI atau MEH :) Saya Mahasiswa Psikologi di Universitas Diponegoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar